SEJARAH DESA LARANGANKULON


Desa Larangankulon berdiri pada tahun 1851 ditandai dengan menjabatnya Lurah pertama yaitu Raden Tirto Wijoto yang menjabat antara tahun 1851 sampai dengan 1872. Asal muasal Desa Larangankulon tidak dapat diketahui secara pasti karena tidak ada dokumen resmi, prasasti atau sumber yang benar-benar mengetahuinya yang dapat dijadikan petunjuk, namun berdasarkan cerita rakyat dari banyak sumber (sesepuh desa) dapat diketahui bahwa pada awalnya yang menempati (bubak – jawa) adalah keluarga dari kerajaan/keraton Yogyakarta.

Konon pada waktu itu ada kerabat kerajaan yang (entah kartena sebab apa) menempati sebuah wilayah yang sekarang diberi nama Krajan (Dusun Krajan) yang artinya Kerajaan (tempat raja). Karena keluarga kerajaan merupakan keluarga yang harus dihormati maka tidak setiap orang bisa seenaknya menempati atau melalui Krajan tersebut, bahkan ada sebuah tempat yang bilamana ada orang yang akan melaluinya dengan menaiki kuda atau kerbau atau kendaraan  harus turun dan berjalan kaki demi menghormati keluarga kerajaan.

Diceritakan bahwa keluarga kerajaan mempunyai kebiasaan berjemur pada pagi hari di sebuah tempat yang agak tinggi yang letaknya di sebelah selatan Krajan yang sekarang diberi nama Pekaringan (tempat berjemur) yang berasal dari kata bahasa jawa “karing” yang artinya berjemur dan ssampai sekarang tempat tersebut diberi nama Dusun Pekaringan.

Pada waktu itu apabila ada keluarga kerajaan atau masyarakat setempat yang meninggal, jasad mereka dikuburkan di sebuah pemakaman yang letaknya di suatu wilayah yang paling tinggi di sebelah utara Krajan yang diberi nama Paseban (dari kata sebo-jawa, yang artinya menghadap) dimana disitu ada seorang juru kunci makam sehingga tempat tersebut diberi nama Kuncen (Juru kunci makam) dan sampai sekarang wilayah tersebut diberi nama Dusun Pakuncen.

Masih ada satu lagi wilayah Desa Larangankulon yang terletak di sebelah paling utara yang diberi nama Dusun Kemejing. Asal muasal nama dusun tersebut tidak ada yang mengetahui, namun dari cerita para sesepuh dapat diketahui bahwa Kemejing merupakan tempat keluarga Kerajaan berburu karena konon tempat tersebut merupakan hutan belantara yang belum ada penghuninya. Konon suatu ketika ada pemburu yang meninggal disitu dan dikuburkan di tempat itu juga. Untuk menandai makamnya diletakkanlah nisan (kijing-jawa) dari sebuah batu. Mungkin dari kata kijing inilah kemudian pelafalan kijing menjadi kemejing (tempat kijing) dan sampai sekarang tempat tersebut diberi nama Dusun Kemejing.

Adapun nama Larangankulon konon merupakan sebutan lain untuk tempat yang dihuni keluarga kerajaan (nama lain dari krajan). Nama ini justru terkenal di kalangan masyarakat yang bermukim di luar krajan. Mereka melarang (nglarang-jawa) anggota keluarganya mendekati wilayah krajan yang dihuni keluarga kerajaan karena mereka merasa segan, takut, canggung dan sebagainya yang kebetulan terletak di sebelah barat (kulon). Itulah mengapa wilayah krajan kemudian lebih dikenal dengan sebutan Nglarangan Kulon dan sampai sekarang menjadi nama Desa Larangankulon.

Itulah sekelumit pengetahuan kami tentang sejarah Desa Larangankulon dan sampai sekarang belum ada sejarah yang pasti tentang Desa Larangankulon.

Semoga dengan sedikit pengetahuan ini dapat bermanfaat untuk generasi muda saat ini maupun masa yang akan datang.

                                                                                                                                                                                                                                                              LARANGANKULON ... BISA !!!


KOMENTAR

Daftar Komentar

Total Dibaca

Kami mengatakan tidak untuk

Contact Details

Telephone: +6285229820928 (Kepala Desa)
Email:  kantordesalarangankulon@gmail.com
Website: https://larangankulon-mojotengah.wonosobokab.go.id

Larangankulon, Mojotengah, Wonosobo, Jawa Tengah, KP: 56351